Naskah Drama Remaja Terbaru “Cakrawala Asa”
Naskah Drama Remaja Terbaru “Cakrawala Asa”
Oleh : Sawin Abu Qotrunnada Firdausi Shalihah
Introducing:
Cakrawala adalah angkasa yang membentang, Asa adalah harapan, impian, cita dan cinta. Setiap insan berhak memiliki asa yang tinggi dan menggapainya, dan siapapun tidak boleh ada yang menghalanginya apalagi memberangusnya. Diceritakan di sebuah sekolah di tapal batas kota, ada sekumpulan anak bangsa yang tandang menepis segala halang rintang, menghalau segala cibiran dan hinaan, dan fokus pada satu kata ‘BELAJAR’ untuk menggapai cita dalam CAKRAWALA ASA. Di dalam cerita ini tentu ada yang Rajin dan Ada yang jail. Namun akhirnya mereka saling memaafakan dan saling menghormati, untuk kecerahan masa depan dalam kehidupan yang SUKSES dan MULIA.
Pagi yang sejuk, kumandang adzan subuh sayup-sayup tedengar, kokokan ayam jagopun bersahut-sahutan. Insapun bergegas menyambut jutaan aktivitas yang tertuda juga kegiatan yang menanti depan mata.
Bagi pelajar tentu harus fokus pada belajar. Dengan mempersiapkan segala sesuatunya agar ikut serta dalam pelajaran dengan baik dan lancar.
Di rumah Novi
Novi: (Sambil membuka HP dan menghubungi Hillmy)......................
“Aduh kenapa belum diangkat ya... ayo angkat dong My.”
Dirumah Hillmy
Telephone berdering, Hillmy sedang menghafalkan alqur’an. Kemudian segera mengangkat Hpnya.
Hillmy : “Assalamu’alaikum...”
Novi : “Wa’alaikumus Salam, My gimana kamu sudah menghafal belum?”
Hillmy : “Menghafal apa ya? Hafalan Surat Pendek?”
Novi : “Bukan, itu tu... Presentasi mata pelajaran PAI, besok????”
Hillmy : “Tenang, aku kan Cuma operatornya, tinggal pencet-pencet laptop doang
nggak usah ngapalin, he.. he.. he.. (senyum kecil)”
Novi : “Hillmy.. tenang, aku mah grogi tau, aku kan kebagean pematerinya...
gimana dong?” (bingung dan memegang kepala). “OK lah ini udah jam
setengah 7 aku mau siap-siap berangkat, sampai jumpa disekolah ya!
Assalamu’alaikum”
Hillmy : “Wa’alaikums salam”
Merekapun bergegas merapikan buku-buku mata pelajaran, memakai sepatu, dan bersalaman dengan Ibu, Hillmy sarapan pagi terlebih dahulu sedang Novi lupa sarapan. Lalu bergegas menuju sekolah. Novi berjalan kaki, Hillmy naik angkutan umum.
Ditempat lain, di jalan raya
Yusuf sedang terengah-engah menggayuh sepeda, anak ini terbiasa berangkat sekolah dengan sepedanya sudah lapuk diamakan usia. Namun pada hari tersebut sepedanya terkena paku dan akhirnya bocor.
Yusuf : “Kok.. berat amat ni sepeda // Ha...!!! BOCOR, emak... giman ini
kesiangan ni aku... astaghfirulloh. Mana nggak punya uang lagi!!”
Yusufpun menyered sepedanya yang bocor tersebut sambil terengah-engah. Hillmy yang pada waktu itu Naik Bus melihat Yusuf yang sedang menyered sepeda, karena takut terlambat niat hati akan membantu Yusuf akhirnya dia melewatinya saja.
Ditemapat lain di rumah Parid
Anak ini pendiam, jarang basa-basi, ya bisa dikatakan SERIUS orangnya. Parid terbiasa berangkat sekolah dengan motor. Ya hobinya memang naik motor, sering disuatu kesempatan JUMPING. “NGEENNGGGG”
Saat Parid melaju di jalan raya, dia melihat Yusuf yang kecapean menyered.
Parid : “Suf... kenapa itu sepeda kok disered begitu ?”
Yusuf : (menarik nafas) “Hhhhh. Iya nich Rid. Gimana ya?”
Parid : “Rasain loch..., sorry ya Suf, ini motor nggak boleh pake boncengan...
ha ha... Ngeenggg”
Yusuf sedih, hampir menangis. Karena jika ia berjalan kaki sekitar 15 menit baru sampai. Tapi Yusuf seorang yang penyabar, ia tetap meneruskan perjalanan.
Di sekolah
Anak-anak mulai berdatangan, ada yang berjalan kaki, ada yang pakai sepeda, ada juga yang baru turun dari mobil. Kegiatan pagi disekolah terlihat, seperti menyapu lantai, membaca buku, dan ada juga yang menggosip.
Bel masukpun terdengar “saatnya jam pertama dimulai”
Berdoa
Guru-gurupun masuk, di kelas 8 jadwalnya pelajaran PAI. Yaitu presentasi. Guru mengabsen dan bertanya kepada murid-murid.
Guru : “Adya Novita!”
Novi: “Hadir!”
Guru: “Dede Yusuf!”
Siswa : “Alpha......” (gaduh gemuruh)
Hillmy: “Pak.. Yusuf tadi saya lihat dijalan kena musibah”
Siswa : “innalillahi”
Hillmy: “bukan.. bukan... kecelakaan! Sepedanya bocor”
Siswa : “Wuuh”
Guru : “Ya sudah, bapak tunggu saja, mudah-mudahan Yusuf bisa cepat sampai, bapak
tau kok dia orang nya sabar”
Dibelakang,,,,, Parid berbisik ke Eka dan Riyan.
Parid : “Sepedanya udah kolot, harus segera disimpan dimuseum,... hua haaa”
Riyan : “Betul,,, buang aja ke sungai putrapinggan, ha haha...”
Parid, Riyan dan Eka tertawa.
Guru : “Ssst... kalian sedang membicarakan apa? Bicara apa Ka”
Eka : “Eng eng.. eng enggak pa... anu.. anu... anu...”
Siswa : “Wuuhhh...”
Guru : “ Ya sudah,...bapak lanjutkan lagi absenya. Dilla... dst...
Yusufpun sampai di sekolah, sepeda ya bocor ia titipkan di pa Misbach.
Pa Guru: “Kunaon sup, kok jam segini baru berangkat?”
Yusuf : “Bocor pak...”
Pa Guru : “Tambal atuh Suf”
Yusuf : “ Tidak punya uang pak!”
Pa Guru : “ Ya sudah ni buat nambal” (sambil memasukan selembar uang 10.000 ke
dalam saku celana Yusuf”
Yusuf : “Alhamdulillah, terima kasih Pak”
Pa Guru : “Cepa masuk...”
Yusufpun bergegas masuk....
Pintu kelas yang tertutup, saat itu Novi sedang presentasi PAI, dengan menggunakan infokus dan Hillmy sebagai operatornya. Yusuf yang sudah hampir didekat pintu, merasa ragu untuk masuk. Bukan karena takut dimarahi, tapi males jika ia harus dibully oleh teman-temannya. Ia berdo’a.
Yusuf : (sambil merenung dan berdo’a di dalam hati) “Ya Alloh kuatkanlah aku...
amiin)
Novi yang sedang presentasi, mendadak terhenti. Karena mendengar ketukan pintu dari luar.
Novi : “Sifat wajib bagi rasul yaitu, siddiq, amanah, tabligh, fathonah......
(terdiam) ”
Yusuf : “tok..tok.. tok... Assalamu’alaikum”
Komentar
Posting Komentar